Translate

Sunday, December 9, 2012

Remaja, Tonggak Masa Depan Kelurga


Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin melesat mengikuti perkembangan zaman yang semakin modern. Ilmu pengetahuan dan teknologi turut menjadi pendukung berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi serta berkomunikasi dalam waktu yang singkat, kapan pun dan di mana pun. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut memberikan peluang sebesar-besarnya bagi siapa saja yang ingin mendapatkan informasi atau hal baru lainnya. Namun, hal ini tentunya membawa dampak atau pengaruh bagi kehidupan masyarakat secara umum dan bagi kalangan remaja secara khusus. Dampak atau pengaruh tersebut ada yang bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif, tergantung bagaimana setiap orang menyikapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Apabila keberadaannya dimanfaatkan sebaik mungkin, tentunya akan memberi manfaat yang baik pula, begitupun sebaliknya jika teknologi informasi dan komunikasi disalahgunakan tentu akan memberikan dampak yang buruk.
            Seperti yang diketahui secara umum, bahwa melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, apa pun dapat dilakukan. Jarak dan waktu kini tak lagi menjadi masalah. Berbagai budaya dapat berbaur dan pergaulan pun dapat berkembang semakin luas. Berfokus pada remaja sebagai sasarannya, pekembangan zaman dapat memberikan pengaruh yang menciptakan masalah yang sangat krusial dan perlu mendapat perhatian lebih.
Saat ini, penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh kalangan remaja lebih dominan daripada pemanfaatannya. Contoh yang sedang populer di kalangan remaja ialah internet atau international network. Sebagian besar remaja memanfaatkannya hanya untuk kesenangan atau sarana bermain dan sangat sedikit remaja yang memanfaatkannya untuk benar-benar menggali informasi yang sesungguhnya sangat bermanfaat. Cukup dengan membuka situs-situs jejaring sosial yang sedang digemari, misalnya facebook, twitter, dan lain sebagainya, mereka dapat bertemu dengan teman-teman mereka meskipun secara tidak langsung. Melalui situs-situs pertemanan tersebut, mereka akan mendapatkan berbagai pengaruh, terutama dari pergaulan yang semakin bebas.
 Mereka selaku remaja yang sedang melewati masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa mungkin telah matang secara biologis, namun sesungguhnya secara sosial, mental, dan emosional mereka belum matang sepenuhnya, sehingga bukan tidak mungkin para remaja sangat mudah untuk terjerumus pada pergaulan bebas. Banyak contoh nyata yang terdapat di masyarakat yang berkaitan dengan masalah terjerumusnya remaja dalam pergaulan bebas. Misalnya di facebook, pernah terdapat situs yang belakangan diketahui penggunanya memanfaatkan situs pertemanan tersebut untuk bisnis prostitusi yang sebagian besar subjeknya adalah para remaja yang masih duduk di bangku SMA dan perkuliahan. Contoh lainnya ialah, banyaknya kasus remaja hamil di luar nikah atau lebih dikenal dengan istilah MBA (Married By Accident). Anehnya, sebagian besar masyarakat menganggapnya sebagai hal biasa. Namun, sesungguhnya itu merupakan pelanggaran norma agama, sosial, adat-istiadat, dan norma hukum. Ini juga merupakan bukti nyata bahwa budaya ketimuran kita mulai luntur dengan adanya pengaruh budaya barat yang menganut paham liberalisme atau kebebasan.
Remaja secara umum di satu sisi merupakan harapan bangsa, kader-kader pemimpin yang diharapkan membawa bangsa ini lebih baik di masa depan nanti. Sedangkan remaja secara khusus ialah dalam ruang lingkup keluarganya, merupakan tumpuan keluarga yang nantinya diharapkan dapat memberikan kebanggaan dan mengangkat nama baik keluarga dengan ilmu pengetahuan yang telah dirintisnya di bangku sekolah dan perguruan tinggi. Namun, di sisi lain sesungguhnya remaja menghadapi berbagai permasalahan yang mungkin lebih daripada orang dewasa secara umum. Permasalahan tersebut tentunya dapat mengganggu perkembangan fisik maupun psikologis remaja. Ditambah lagi dengan tak terelakkannya pengaruh budaya luar dan adanya pergaulan bebas yang sesungguhya menjadi masalah sekaligus tantangan besar yang dihadapi para remaja di masa modern ini.
Banyaknya kasus atau masalah yang telah terjadi pada para remaja yang sering kita dengar atau lihat di berita televisi, atau bahkan kita jumpai di sekitar kita antara lain seperti yang telah disebutkan di atas, misalnya pergaulan bebas, hamil di luar nikah, aborsi, ketergantungan obat (narkoba), dan lain-lain merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan kehidupan remaja. Jika ditanya, mengapa para remaja tersebut bisa terjerumus ke dalam masalah-masalah tersebut, tentunya akan timbul banyak alasan yang akan mereka ungkapkan, misalnya “itu karena perkembangan iptek, jadi pergaulan harus luas dong! Kalau tidak, kita akan dibilang ketinggalan zaman”, atau “orang tua saya bercerai. Daripada saya stress mendengar orang tua bertengkar terus, lebih baik saya keluar dengan teman-teman”, atau dengan alasan “saya butuh uang untuk memenuhi kebutuhan pribadi”, atau “saya baru saja putus dengan pacar saya”. Alasan lain yang dapat diungkapkan ialah “orang tua saya saja tidak peduli dengan keadaan saya, jadi untuk apa saya ikut peduli”.
Begitu banyak alasan yang turut menjadi faktor penentu bagaimana kehidupan para remaja, antara lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perceraian orang tua, ketidakpedulian orang tua tehadap pergaulan anaknya, masalah ekonomi, masalah pribadi, salah bergaul, dan yang terpenting ialah kurangnya iman yang tertanam di hati para remaja tersebut. Hal ini berkaitan dengan proses awal terbentuknya kepribadian remaja dan pengaruh lingkungan sekitarnya. Berdasarkan ilmu sosiologi, kepribadian seseorang berawal dari keluarganya, di mana di dalam ruang lingkup keluargalah pertama kalinya ia  belajar bagaimana bersosialisasi dengan orang lain, dalam hal ini ialah kedua orang tuanya. Dalam proses selanjutnya remaja pun belajar bagaimana bersosialisasi dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih luas. Selain itu, remaja pada umumnya menunjukan sifat, karakter atau perilaku untuk melepaskan diri dari ikatan aturan-aturan keluarga,suka memprotes, lebih senang mengungkapkan keluhan atau perasaan pada teman sebaya yang dianggapnya sebagai sahabat daripada menceritakannya pada orang tua, dan masih dalam proses pencarian identitas diri, sehingga perhatian dan peran serta orang tua sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian seorang remaja dan membantu menyelesaikan segala masalah yang dialami oleh para remaja. Namun, peran orang tua saja tidak cukup, tetapi perlu juga mendapat dukungan dari lingkungan, antara lain teman-teman, sekolah, guru, dan media.
Beberapa rujukan atau solusi pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi para remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas, hamil di luar nikah, kecanduan narkoba, atau remaja yang pernah menjadi narapidana karena masalah-masalah tertentu antara lain :
*       Di dalam lingkungan keluarga:
Di dalam lingkungan keluarga, hendaknya orang tua dapat memberikan pendidikan agama dan aplikasinya, serta pengajaran terhadap nilai-nilai sosial dan norma pergaulan dengan pola asuh partisipatoris, di mana dalam proses tersebut remaja atau sang anak diberikan kebebasan, namun orang tua tetap memberikan perhatian serta pengawasan. Penekanan terletak pada interaksi dan komunikasi secara lisan. Pola tersebut nampaknya lebih baik daripada penerapan pola asuh yang otoriter dan nantinya dapat membuat remaja atau sang anak semakin menentang dan membangkang pada orang tua. Selain itu, orang tua hendaknya dapat memberikan contoh dan teladan yang baik dalam sikap dan tindakan, memberikan cinta-kasih kepada anak, dan menghindari pemecahan masalah secara emosional.

*       Di dalam lingkungan pergaulan
         Yang cukup berperan dalam lingkungan pergaulan sosial remaja ialah teman-teman sebaya, di mana remaja pada umumnya lebih percaya pada teman sebayanya untuk saling berbagi cerita atau mengungkapkan perasaan serta masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, setiap remaja perlu menyaring atau memilih setiap orang yang tepat untuk dijadikan teman atau sahabat. Memilih teman sangat perlu, karena pengaruh baik atau buruk yang diterima oleh remaja sebagian besar berasal dari teman-teman dalam pergaulan. Dapat diumpamakan dengan orang yang rumahnya berada di sekitar tempat pembuangan sampah. Awalnya ia akan merasa terganggu dengan bau sampah tersebut, namun dengan tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah dan setiap hari menghirup bau sampah, ia pun menjadi terbiasa dengan bau sampah tersebut. Begitu pun dengan remaja dan teman-teman dalam pergaulannya. Remaja yang berteman dengan orang yang baik lama-kelamaan akan ikut menjadi orang yang baik, begitu pun dengan remaja yang berteman dengan orang yang buruk, lama-kelamaan ia pun akan mendapat pengaruh buruk dan menjadi remaja yang buruk pula.
         Selain itu, sebagai seorang teman yang memiliki teman yang terlibat dalam masalah tertentu hendaknya selalu memberikan semangat dan dukungan serta membantu menyelesaikan masalah yang dimilikinya. Misanya, seseorang yang memiliki teman yang hamil di luar nikah, pecandu narkoba, atau pun mantan narapidana, hendaknya tidak menjauhinya seperti perlakuan orang lain terhadapnya. Ia seharusnya tidak memvonisnya secara berlebihan. Janganlah melihat apa yang telah dilakukannya, tetapi lihatlah ia dalam posisinya sebagai teman atau sahabat kita.

*       Di dalam lingkungan sekolah
         Pada umumnya remaja yang duduk di bangku sekolah menghabiskan waktunya lebih lama di sekolah, oleh karena itu tentunya sekolah memberikan pengaruh dan peran yang cukup besar pada perkembangan fisik maupun psikologis remaja, di mana di lingkungan sekolah terdapat berberapa pihak yang bersosialisasi dengan remaja secara langsung, antara lain teman sekolah, guru, dan beberapa kegiatan sekolah, baik itu intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
         Peran guru sangat besar selaku pengajar dan pendidik dengan posisinya sebagai pengganti orang tua di rumah. Guru hendaknya menciptakan suasana yang kondusif serta bersahabat terhadap siswa(i). Selain itu, guru juga hendaknya bersikap perhatian dan komunikatif terhadap siswa dan bersedia menerima pertanyaan maupun keluhan terhadap masalah siswa(i) selaku remaja. Guru tidak perlu membuat siswa(i) takut dan memiliki sikap segan yang berlebihan. Guru juga perlu memberikan contoh teladan yang baik selaku pengajar dan pendidik di sekolah.
         Namun, yang perlu dilakukan juga ialah peningkatan kegiatan konseling kepada para remaja yang membutuhkannya dalam banyak kasus remaja yang bersifat pribadi dan tidak mungkin diungkapkan secara terbuka, peningkatan dukungan terhadap remaja yang bermasalah, serta peningkatan pemahaman dan pengenalan diri para remaja yang dianggap penting untuk menyelesaikan problem yang mereka hadapi.
         Beberapa kegiatan sekolah baik itu intrakurikuler maupun ekstrakurikuler juga dapat membantu para remaja untuk menyisihkan waktu mereka dalam beberapa kegiatan yang bermanfaat, selain untuk menghindari beberapa kasus yang mungkin dapat menjerumuskan mereka, maupun sebagai kegiatan pengalihan terhadap para remaja yang terlanjur bermasalah.


*       Peran media
         Peran serta media pun sangat besar terhadap masalah remaja yang sering terjadi. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan remaja, khususnya pergaulan remaja yang semakin bebas. Media massa maupun media elekronik pun menjadi salah satu faktornya, di mana media berperan menyampaikan berbagai informasi bagi para remaja. Jika informasi yang diberikan ialah informasi yang baik dan berkualitas, tentu pengaruhnya sangat baik. Begitupun sebaliknya. Namun, tentu saja setiap informasi yang disampaikan tidak mutlak berisi hal-hal yang baik, sehingga diperlukan juga sikap dan moral remaja yang baik dalam menyikapi setiap informasi yang diperoleh.
         Informasi yang baik dan berkualitas tentu akan diterima oleh para remaja sebagai sesuatu yang dipandang baik. Akan tetapi, dengan adanya informasi yang buruk, janganlah langsung memandang bahwa media tersebut buruk. Para remaja selaku penerima informasi hendaknya menggunakan moralitas mereka dalam menyikapi berbagai informasi buruk tersebut dengan memandang bahwa “hal itu buruk dan kita tidak boleh mengikutinya”. Contohnya ialah informasi berupa berita yang menayangkan kasus pemerkosaan. Dalam menyikapinya, para remaja tidak berhak menilai bahwa media yang menayangkan berita tersebut buruk, tetapi para remaja hendaknya menyadari bahwa apa yang ditayangkan tersebut buruk dan tidak pantas untuk dicontoh. Hal itu juga menjadi peringatan, khususnya bagi para remaja perempuan untuk selalu menjaga kehormatan diri, di mana pun dan kapan pun.

         Demikianlah beberapa rujukan atau solusi pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi para remaja. Yang terpenting dan perlu diketahui oleh para remaja bermasalah bahwa sikap yang menghambat dirinya menjadi lebih baik ialah menganggap bahwa “hanya orang yang tidak baik atau jahat yang terlibat dalam berbagai kasus seperti pergaulan bebas, hamil di luar nikah, kecanduan narkoba, dan lain-lain”, serta pandangan bahwa “saya dapat menyelesaikan masalah saya sendiri”. Dan jawaban yang paling tepat terhadap pengendalian berbagai maalah atau kasus ramaja itu sendiri ialah agama dan keyakinan bahwa Tuhan selalu mengetahui apa yang kita lakukan. Oleh karena itu, para remaja yang merupakan tonggak masa depan keluarga senantiasa harus menjaga diri dari pergaulan bebas sehinga tidak mudah terjerumus dalam banyak kasus remaja yang kerap kali terjadi, sehingga dapat mewujudkan cita-cita sebagaimana yang diharapkan pula oleh keluarga, utamanya kedua orang tua.

No comments:

Post a Comment