Dewasa ini,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin melesat mengikuti
perkembangan zaman yang semakin modern. Ilmu pengetahuan dan teknologi turut
menjadi pendukung berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang
memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi serta berkomunikasi dalam
waktu yang singkat, kapan pun dan di mana pun. Dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi tersebut memberikan peluang sebesar-besarnya bagi
siapa saja yang ingin mendapatkan informasi atau hal baru lainnya. Namun, hal
ini tentunya membawa dampak atau pengaruh bagi kehidupan masyarakat secara umum
dan bagi kalangan remaja secara khusus. Dampak atau pengaruh tersebut ada yang
bersifat positif dan ada pula yang bersifat negatif, tergantung bagaimana
setiap orang menyikapi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tersebut. Apabila keberadaannya dimanfaatkan sebaik mungkin, tentunya akan
memberi manfaat yang baik pula, begitupun sebaliknya jika teknologi informasi
dan komunikasi disalahgunakan tentu akan memberikan dampak yang buruk.
Seperti yang diketahui secara umum,
bahwa melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, apa pun dapat
dilakukan. Jarak dan waktu kini tak lagi menjadi masalah. Berbagai budaya dapat
berbaur dan pergaulan pun dapat berkembang semakin luas. Berfokus pada remaja
sebagai sasarannya, pekembangan zaman dapat memberikan pengaruh yang
menciptakan masalah yang sangat krusial dan perlu mendapat perhatian lebih.
Saat
ini, penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh kalangan remaja
lebih dominan daripada pemanfaatannya. Contoh yang sedang populer di kalangan
remaja ialah internet atau
international network. Sebagian besar remaja memanfaatkannya hanya untuk
kesenangan atau sarana bermain dan
sangat sedikit remaja yang memanfaatkannya untuk benar-benar menggali informasi
yang sesungguhnya sangat bermanfaat. Cukup dengan membuka situs-situs jejaring
sosial yang sedang digemari, misalnya facebook, twitter, dan lain sebagainya,
mereka dapat bertemu dengan teman-teman mereka meskipun secara tidak langsung.
Melalui situs-situs pertemanan tersebut, mereka akan mendapatkan berbagai
pengaruh, terutama dari pergaulan yang semakin bebas.
Mereka selaku remaja yang sedang melewati masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa mungkin telah matang secara biologis, namun sesungguhnya secara sosial, mental,
dan emosional mereka belum matang sepenuhnya,
sehingga bukan tidak mungkin para remaja sangat mudah untuk terjerumus pada
pergaulan bebas. Banyak contoh nyata yang terdapat di masyarakat yang berkaitan
dengan masalah terjerumusnya remaja dalam pergaulan bebas. Misalnya di
facebook, pernah terdapat situs yang belakangan diketahui penggunanya
memanfaatkan situs pertemanan tersebut untuk bisnis prostitusi yang sebagian
besar subjeknya adalah para remaja yang masih duduk di bangku SMA dan
perkuliahan. Contoh lainnya ialah, banyaknya kasus remaja hamil di luar nikah
atau lebih dikenal dengan istilah MBA (Married By Accident). Anehnya, sebagian
besar masyarakat menganggapnya sebagai hal biasa. Namun, sesungguhnya itu
merupakan pelanggaran norma agama, sosial, adat-istiadat, dan norma hukum. Ini
juga merupakan bukti nyata bahwa budaya ketimuran kita mulai luntur dengan
adanya pengaruh budaya barat yang menganut paham liberalisme atau kebebasan.
Remaja
secara umum di satu sisi merupakan harapan bangsa, kader-kader pemimpin yang
diharapkan membawa bangsa ini lebih baik di masa depan nanti. Sedangkan remaja
secara khusus ialah dalam ruang lingkup keluarganya, merupakan tumpuan keluarga
yang nantinya diharapkan dapat memberikan kebanggaan dan mengangkat nama baik
keluarga dengan ilmu pengetahuan yang telah dirintisnya di bangku sekolah dan
perguruan tinggi. Namun, di sisi lain sesungguhnya remaja menghadapi berbagai
permasalahan yang mungkin lebih daripada orang dewasa secara umum. Permasalahan
tersebut tentunya dapat mengganggu perkembangan fisik maupun psikologis remaja.
Ditambah lagi dengan tak terelakkannya pengaruh budaya luar dan adanya pergaulan bebas yang sesungguhya menjadi
masalah sekaligus tantangan besar yang dihadapi para remaja di masa modern ini.
Banyaknya
kasus atau masalah yang telah terjadi pada para remaja yang sering kita dengar
atau lihat di berita televisi, atau bahkan kita jumpai di sekitar kita antara
lain seperti yang telah disebutkan di atas, misalnya pergaulan bebas, hamil di
luar nikah, aborsi, ketergantungan obat (narkoba), dan lain-lain merupakan
suatu hal yang sangat akrab dengan kehidupan remaja. Jika ditanya, mengapa para remaja tersebut bisa
terjerumus ke dalam masalah-masalah tersebut, tentunya akan timbul banyak
alasan yang akan mereka ungkapkan, misalnya “itu karena perkembangan iptek,
jadi pergaulan harus luas dong! Kalau tidak, kita akan dibilang ketinggalan
zaman”, atau “orang tua saya bercerai. Daripada saya stress mendengar orang tua
bertengkar terus, lebih baik saya keluar dengan teman-teman”, atau dengan
alasan “saya butuh uang untuk memenuhi kebutuhan pribadi”, atau “saya baru saja
putus dengan pacar saya”. Alasan lain yang dapat diungkapkan ialah “orang tua
saya saja tidak peduli dengan keadaan saya, jadi untuk apa saya ikut peduli”.
Begitu
banyak alasan yang turut menjadi faktor penentu bagaimana kehidupan para
remaja, antara lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perceraian
orang tua, ketidakpedulian orang tua tehadap pergaulan anaknya, masalah
ekonomi, masalah pribadi, salah bergaul, dan yang terpenting ialah kurangnya
iman yang tertanam di hati para remaja tersebut. Hal ini berkaitan dengan
proses awal terbentuknya kepribadian remaja dan pengaruh lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan ilmu sosiologi, kepribadian seseorang berawal dari keluarganya, di
mana di dalam ruang lingkup keluargalah pertama kalinya ia belajar bagaimana bersosialisasi dengan orang
lain, dalam hal ini ialah kedua orang tuanya. Dalam proses selanjutnya remaja
pun belajar bagaimana bersosialisasi dalam ruang lingkup masyarakat yang lebih
luas. Selain itu, remaja pada umumnya menunjukan sifat, karakter atau perilaku
untuk melepaskan diri dari ikatan aturan-aturan keluarga,suka memprotes, lebih
senang mengungkapkan keluhan atau perasaan pada teman sebaya yang dianggapnya
sebagai sahabat daripada menceritakannya pada orang tua, dan masih dalam proses
pencarian identitas diri, sehingga perhatian dan peran serta orang tua sangat
dibutuhkan untuk membentuk kepribadian seorang remaja dan membantu
menyelesaikan segala masalah yang dialami oleh para remaja. Namun, peran orang
tua saja tidak cukup, tetapi perlu juga mendapat dukungan dari lingkungan, antara
lain teman-teman, sekolah, guru, dan media.
Beberapa
rujukan atau solusi pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam membantu
menyelesaikan masalah yang dihadapi para remaja yang terlibat dalam pergaulan
bebas, hamil di luar nikah, kecanduan narkoba, atau remaja yang pernah menjadi
narapidana karena masalah-masalah tertentu antara lain :
Di dalam lingkungan keluarga:
Di dalam lingkungan keluarga, hendaknya orang tua
dapat memberikan pendidikan agama dan aplikasinya, serta pengajaran terhadap
nilai-nilai sosial dan norma pergaulan dengan pola asuh partisipatoris, di mana
dalam proses tersebut remaja atau sang anak diberikan kebebasan, namun orang
tua tetap memberikan perhatian serta pengawasan. Penekanan terletak pada
interaksi dan komunikasi secara lisan. Pola tersebut nampaknya lebih baik
daripada penerapan pola asuh yang otoriter dan nantinya dapat membuat remaja
atau sang anak semakin menentang dan membangkang pada orang tua. Selain itu,
orang tua hendaknya dapat memberikan contoh dan teladan yang baik dalam sikap
dan tindakan, memberikan cinta-kasih kepada anak, dan menghindari pemecahan
masalah secara emosional.
Di dalam lingkungan pergaulan
Yang cukup berperan dalam lingkungan
pergaulan sosial remaja ialah teman-teman sebaya, di mana remaja pada umumnya
lebih percaya pada teman sebayanya untuk saling berbagi cerita atau
mengungkapkan perasaan serta masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, setiap
remaja perlu menyaring atau memilih
setiap orang yang tepat untuk dijadikan teman atau sahabat. Memilih teman
sangat perlu, karena pengaruh baik atau buruk yang diterima oleh remaja
sebagian besar berasal dari teman-teman dalam pergaulan. Dapat diumpamakan
dengan orang yang rumahnya berada di sekitar tempat pembuangan sampah. Awalnya
ia akan merasa terganggu dengan bau sampah tersebut, namun dengan tinggal di
sekitar tempat pembuangan sampah dan setiap hari menghirup bau sampah, ia pun
menjadi terbiasa dengan bau sampah tersebut. Begitu pun dengan remaja dan
teman-teman dalam pergaulannya. Remaja yang berteman dengan orang yang baik
lama-kelamaan akan ikut menjadi orang yang baik, begitu pun dengan remaja yang
berteman dengan orang yang buruk, lama-kelamaan ia pun akan mendapat pengaruh
buruk dan menjadi remaja yang buruk pula.
Selain itu, sebagai seorang teman yang
memiliki teman yang terlibat dalam masalah tertentu hendaknya selalu memberikan
semangat dan dukungan serta membantu menyelesaikan masalah yang dimilikinya.
Misanya, seseorang yang memiliki teman yang hamil di luar nikah, pecandu
narkoba, atau pun mantan narapidana, hendaknya tidak menjauhinya seperti
perlakuan orang lain terhadapnya. Ia seharusnya tidak memvonisnya secara
berlebihan. Janganlah melihat apa yang telah dilakukannya, tetapi lihatlah ia
dalam posisinya sebagai teman atau sahabat kita.
Di dalam lingkungan sekolah
Pada umumnya remaja yang duduk di
bangku sekolah menghabiskan waktunya lebih lama di sekolah, oleh karena itu
tentunya sekolah memberikan pengaruh dan peran yang cukup besar pada
perkembangan fisik maupun psikologis remaja, di mana di lingkungan sekolah
terdapat berberapa pihak yang bersosialisasi dengan remaja secara langsung,
antara lain teman sekolah, guru, dan beberapa kegiatan sekolah, baik itu
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.
Peran guru sangat besar selaku pengajar
dan pendidik dengan posisinya sebagai pengganti orang tua di rumah. Guru
hendaknya menciptakan suasana yang kondusif serta bersahabat terhadap siswa(i).
Selain itu, guru juga hendaknya bersikap perhatian dan komunikatif terhadap
siswa dan bersedia menerima pertanyaan maupun keluhan terhadap masalah siswa(i)
selaku remaja. Guru tidak perlu membuat siswa(i) takut dan memiliki sikap segan
yang berlebihan. Guru juga perlu memberikan contoh teladan yang baik selaku
pengajar dan pendidik di sekolah.
Namun, yang perlu dilakukan juga ialah
peningkatan kegiatan konseling kepada para remaja yang membutuhkannya dalam
banyak kasus remaja yang bersifat pribadi dan tidak mungkin diungkapkan secara
terbuka, peningkatan dukungan terhadap remaja yang bermasalah, serta
peningkatan pemahaman dan pengenalan diri para remaja yang dianggap penting
untuk menyelesaikan problem yang mereka hadapi.
Beberapa kegiatan sekolah baik itu
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler juga dapat membantu para remaja untuk
menyisihkan waktu mereka dalam beberapa kegiatan yang bermanfaat, selain untuk
menghindari beberapa kasus yang mungkin dapat menjerumuskan mereka, maupun
sebagai kegiatan pengalihan terhadap para remaja yang terlanjur bermasalah.
Peran media
Peran serta media pun sangat besar
terhadap masalah remaja yang sering terjadi. Seperti yang telah diuraikan di
atas, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh
yang sangat signifikan terhadap perkembangan remaja, khususnya pergaulan remaja
yang semakin bebas. Media massa maupun media elekronik pun menjadi salah satu
faktornya, di mana media berperan menyampaikan berbagai informasi bagi para
remaja. Jika informasi yang diberikan ialah informasi yang baik dan
berkualitas, tentu pengaruhnya sangat baik. Begitupun sebaliknya. Namun, tentu
saja setiap informasi yang disampaikan tidak mutlak berisi hal-hal yang baik,
sehingga diperlukan juga sikap dan moral remaja yang baik dalam menyikapi
setiap informasi yang diperoleh.
Informasi yang baik dan berkualitas
tentu akan diterima oleh para remaja sebagai sesuatu yang dipandang baik. Akan
tetapi, dengan adanya informasi yang buruk, janganlah langsung memandang bahwa
media tersebut buruk. Para remaja selaku penerima informasi hendaknya
menggunakan moralitas mereka dalam menyikapi berbagai informasi buruk tersebut
dengan memandang bahwa “hal itu buruk dan
kita tidak boleh mengikutinya”. Contohnya ialah informasi berupa berita
yang menayangkan kasus pemerkosaan. Dalam menyikapinya, para remaja tidak
berhak menilai bahwa media yang menayangkan berita tersebut buruk, tetapi para
remaja hendaknya menyadari bahwa apa yang ditayangkan tersebut buruk dan tidak
pantas untuk dicontoh. Hal itu juga menjadi peringatan, khususnya bagi para
remaja perempuan untuk selalu menjaga kehormatan diri, di mana pun dan kapan
pun.
Demikianlah beberapa rujukan atau
solusi pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam membantu menyelesaikan
masalah yang dihadapi para remaja. Yang terpenting dan perlu diketahui oleh
para remaja bermasalah bahwa sikap yang menghambat dirinya menjadi lebih baik
ialah menganggap bahwa “hanya orang yang tidak baik atau jahat yang terlibat
dalam berbagai kasus seperti pergaulan bebas, hamil di luar nikah, kecanduan
narkoba, dan lain-lain”, serta pandangan bahwa “saya dapat menyelesaikan
masalah saya sendiri”. Dan jawaban yang paling tepat terhadap pengendalian
berbagai maalah atau kasus ramaja itu sendiri ialah agama dan keyakinan bahwa
Tuhan selalu mengetahui apa yang kita lakukan. Oleh karena itu, para remaja
yang merupakan tonggak masa depan keluarga senantiasa harus menjaga diri dari
pergaulan bebas sehinga tidak mudah terjerumus dalam banyak kasus remaja yang
kerap kali terjadi, sehingga dapat mewujudkan cita-cita sebagaimana yang
diharapkan pula oleh keluarga, utamanya kedua orang tua.
No comments:
Post a Comment